Tim Pengabdian pada Masyarakat, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UNY yang terdiri dari Dr.Kun Sri Budiasih (Prodi Kimia), Dr.Tien Aminatun (Prodi Biologi ), Dr.Denies Priantinah, Ak (Prodi Akuntansi) menyelenggarakan pengembangan ketrampilan ecoprint pada Kelompok Belajar Masyarakat (KBM) untuk mendukung usaha ekowisata di Kampung Sains Karangkajen, Brontokusuman, Kec. Mergangsan Yogyakarta.
Kampung ini memiliki kekhasan sebagai kampung sains yang didesain menjadi ikon wisata berbasis kreativitas warga. Dalam pengembangannya juga melibatkan beberapa KBM lainnya, seperti Mata Aksara, Desa Budaya Bumi Panggung Bantul dan Sanggar Anak Bumi Tani Sleman.
Kun Sri Budiasih menjelaskan, PKM ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan pembuatan kain kreatif ecoprint yang melibatkan proses pewarnaan dengan pewarna alami, Kain Ecoprint adalah salah satu model kain yang didesain menggunakan motif dan pewarnaan langsung dari bahan alam, seperti daun, ranting dan bunga. Produk ini sedang mengalami masa populer dan memiliki harga ekonomis yang tinggi.
Ecoprint berdasarkan istilah bermakna cetakan dari alam. Teknik ecoprint merupakan suatu proses transfer warna dan bentuk secara langsung pada media (kain, kertas, kulit dsb). Teknik ecoprint digunakan untuk menghias permukaan suatu kain dengan berbagai macam bentuk dan warna. Secara kimiawi, ecoprint merupakan teknik in situ natural dyeing. Hal ini berbeda dengan pewarnaan yang melalui proses pengambilan warna terlebih dahulu lalu diterapkan pada kain secara ex situ. Produk ecoprint merupakan gabungan dari karya pemikiran teknik pewarnaan dan karya seni desain yang bernuansa ramah lingkungan. Teknik ecoprint ini dikembangkan di India, oleh Ingrid Diana Flint, pada tahun 2001.
“Ecoprint merupakan karya kain kreatif yang tidak termasuk dalam batik. Ecoprint memiliki beberapa kehasan antara lain, produknya sangat tergantung kelakuan bahan alam yang diterapkan dan tergantung dari bahan juga oleh desainer kain yang mengerjakan produk tersebut. Oleh karena itu, ecoprint dapat dinilai sebagai karya seni yang hasilnya sangat tergantung kelakuan bahan pewarna dan pencetak dan kreativitas pembuatnya. Ecoprint merupakan salah satu produk yang mencerminkan karya yang kreatif dan berkarakter cinta lingkungan (ecofriendly),” lanjutnya.
Kun menambahkan, pendekatan yang dipilih dalam program PKM ini adalah pendekatan literasi yang meliputi literasi sains, literasi finansial, dan literasi digital. Literasi sains memberikan wawasan dan ketrampilan pengelolaan sumberdaya manusia dengan mengasah ketrampilan, sumber daya alam dengan sains dan teknologi terapan tepat guna, yatu pembuatan kain ecoprint dan pewarna alami dari tanaman lokal. Literasi finansial memberikan pedalaman pengelolaan keuangan dan menajemen rintisan usaha. Literasi digital meliputi pengenalan sumber informasi dan digital marketing sederhana.
Dalam program ini dilaksanakan 3 sub kegiatan yaitu : Pelatihan keterampilan pembuatan kain ecoprint (basic dan lanjutan) oleh Dr Kun Sri Budiasih, Budidaya dan pengelolaan tanaman pendukung produk ecoprint oleh Tien Aminatun, dan Pelatihan dasar manajemen kewirausahah oleh Denies Priantinah. (witono)